SEPUTAR CHINA


Aksi Menolak Obor Olimpiade Dibubarkan

Posted in OLIMPIADE oleh Seputar China pada April 22, 2008

Oleh: Ananta Darma/ Era Baru

Demi pengamanan penyambutan Obor Olimpiade Beijing, aparat keamanan dari Polda Metro Jaya membubarkan aksi damai yang digelar oleh Masyarakat Indonesia Untuk Kebebasan Tibet di pintu gerbang stadion Senayan, Jl. Sudirman Jakarta pada Selasa, (22/4). Meski sebentar, aksi ini telah menunjukan kepada dunia internasional bahwa sebagian masyarakat Indonesia menolak kedatangan Obor Olimpiade karena masalah hak asasi manusia di China.

Aksi yang melibatkan sekitar 200 massa dari berbagai elemen dan LSM ini dimulai pukul 10.15 WIB. Berbagai spanduk dibentangkan. Koordinator aksi Tri Agus S. Siswowihardjo (Solidamor) sempat berorasi. Baru saja berlangsung 30 menit, aparat keamanan dari Polda Metro Jaya meminta massa untuk membubarkan diri dengan alasan surat pemberitahuan hanya dikirimkan via fax, tidak datang langsung ke Polda. Tim dari LBH Jakarta dan Kontras (6 orang) yang mencoba bernegoisasi malah ditangkap, dan digiring masuk ke dalam stadion yang dijaga ketat oleh aparat keamanan dan pengamanan sipil.

Suasana cukup mencekam, karena ada upaya provokasi dari orang yang tidak jelas untuk mengacaukan aksi tersebut, tapi untungnya massa tidak terpancing. Akhirnya massa dipaksa membubarkan diri, khususnya massa dari UPC dan klien LBH Jakarta dari Bekasi yang berjumlah mencapai sekitar 100 orang lebih, mereka langsung diarahkan masuk kembali ke bus yang dicarter dan dipulangkan. Tak lama kemudian, tim negoisator termasuk dari aktivis dari Anand Asram, dibebaskan. Dua orang asing dari Belanda yang ikut diamankan dalam aksi itu, sampai tulisan ini diturunkan, masih ditahan di Polda Metrojaya.

Dalam pernyataannya, Muhammad Gatot SH dari LBH Jakarta yang termasuk salah seorang yang diamankan dalam aksi itu, mengecam tindakan aparat yang membatasi warga negara untuk menyampaikan pendapat dan berekspresi. “Kami tidak melanggar hukum, mereka cari alasan saja untuk membubarkan aksi,” ujar gatot kepada para wartawan. Karena aksi berakhir lebih awal, beberapa acara yang sedianya akan ditampilkan dalam aksi damai itu dibatalkan, antara lain pentas teatrikal dan Reog Ponorogo.

Mengecam Penguasa China
Dalam pernyataan sikapnya, Masyarakat Indonesia Untuk Kebebasan Tibet mengatakan sangat menghargai upaya pemerintah menyambut obor Olimpiade, namun mereka bersikap berbeda terhadap simbol pesta olah raga dunia itu. ”Sebab sampai detik ini, penguasa China masih mengingkari janjinya untuk memperbaiki kondisi hak asasi manusianya menjelang Olimpiade. Rakyat Tibet masih menghadapi penindasan dari rejim komunis China,” jelas Tri Agus SS. dalam statemennya. Bahkan Obor Olimpiade dipaksakan akan melewati wilayah Tibet yang itu berarti tidak mengindahkan perasaan rakyat di sana.

Disebutkan, insiden kekerasan yang terjadi di Lhasa, Tibet pada bulan lalu yang menewaskan ratusan jiwa manusia tak berdosa adalah sebuah pelanggaran HAM yang berat. Karena itu, penguasa China harus segera membebaskan rakyat Tibet dari segala bentuk penindasan sebelum pelaksanaan Olimpiade Beijing 2008. Mereka juga mendesak komunitas internasional dan para pemimpin dunia untuk segera menekan rejim komunis China supaya memperbaiki catatan HAM-nya yang buruk di Tibet maupun di Daratan China.

Menurut mereka. apa yang terjadi di Tibet semakin memperburuk catatan HAM China yang sebentar lagi akan menggelar Olimpiade. Di luar itu, penguasa China juga terbukti melakukan pelanggaran HAM berat terhadap rakyatnya yang menuntut kebebasan berkeyakinan (pluralisme) dan demokrasi. Laporan Amnesty International pada tahun 2007 menunjukan adanya peningkatan pelanggaran HAM di negeri Tirai Bambu ini. Itu berarti penguasa China telah mengingkari janjinya pada tahun 2001 untuk memperbaiki kondisi HAM-nya jika terpilih menjadi tuan rumah Olimpiade. “Piagam Olimpiade yang memberi penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian telah dilanggarnya,”.

Berdasarkan kenyataan tersebut, Masyarakat Indonesia Untuk Kebebasan Tibet menolak Obor Olimpiade karena menjelang pesta olah raga dunia itu penindasan dan pelanggaran HAM semakin intensif dilakukan penguasa China terhadap rakyat Tibet dan rakyat China. Mereka juga mendesak mendesak kepada penguasa China untuk segera mengakhiri kekerasan di Tibet, serta bentuk pelanggaran HAM lain yang terjadi di China menjelang Olimpiade. Tak ketinggalan mereka juga menyerukan kepada para pemimpin dunia termasuk pemerintah Indonesia, dan Panitia Olimpiade internasional untuk menggunakan pengaruhnya agar menekan penguasa China supaya segera memperbaiki keadaan HAM-nya yang buruk.

Tinggalkan komentar